Senin, 25 Mei 2015

transfer belajar



TRANSFER BELAJAR


MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah: Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu: Dra. Ani Hidayati, M.Pd


 




\






Disusun oleh:


Neliyatul Innayah                  (113211065)
Nur Afifah                             (113211066)
Nur Lailatul Ghoniyah         (113211067)
Nur Muttoharoh                   (113211068)




FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012

                     I.            PENDAHULUAN
Didalam kehidupan, sekolah dan masyarakat tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling berkesinambungan. Yang mana masyarakat membutuhkan sekolah untuk membangun sumber daya manusia agar terbebas dari kebodohan. Sebaliknya sekolah membutuhkan masyarakat  sebagai jembatan perwujudan hasil belajar dalam bentuk kognitif,afektif, dan psikomotor.
Seperti hasil pembelajaran peserta didik yang diterima dari bangku sekolah dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, dapat dilihat dari kemampuan anak didik dalam menggunakannya dengan tepat. Kemampuan anak didik menggunakan hasil belajar tertentu ke dalam situasi belajar yang lain tidak bisa dipisahkan dari transfer belajar. Sebagaimana akan dipaparkan dalam makalah kami.

                  II.            RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian transfer belajar?
2.      Apa sajakah macamnya teori transfer belajar?
3.      Apa sajakah macam-macam transfer belajar?
4.      Bagaimana strategi untuk meningkatkan Transfer dalam  belajar?
5.      Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya transfer belajar?

               III.            PEMBAHASAN
1.      Pengertian transfer belajar
Transfer belajar adalah sebuah frase yang terdiri dari kata, transfer dan belajar. Transfer itu sendiri berasal dari bahasa inggris yang berarti pergantian, serah terima, atau pemindahan. Belajar sebagaimana telah diketahui serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam  interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. Para pakar psikologi, mendefinisikan pengertian transfer seperti berikut:
a.       Slameto merumuskan bahwa transfer adalah pengaruh hasil belajar yang telah diperoleh pada waktu yang lalu terhadap proses dan hasil belajar yang dilakukan kemudian.
b.      Herbert Sorenson dalam bukunya Psychology in Education menyatakan bahwa transfer adalah the process by which something learned in one situation is used in another.
c.       W.S. Winkel dalam bukunya “Psikologi Pengajaran” transfer belajar adalah pemindahan atau pengalihan hasil belajar yang diperoleh dari bidang studi yang satu ke bidang studi yang lain atau ke kehidupan sehari-hari diluar lingkup pendidikan sekolah.[1]
Dari beberapa pengertian yang dijelaskan oleh para pakar tersebut diatas mempunyai makna yang sama, yakni makna transfer diartikan “pemindahan”, jadi transfer belajar adalah pemindahan pengaruh atau pengaruh kemampuan atau keterampilan melakukan sesuatu yang dikuasai terhadap kemampuan sesuatu yang lain yang akan dikuasai.

2.      Macam-macam teori transfer belajar
Teori transfer belajar adalah pemikiran atau pendapat mengenai bagaimana transfer belajar itu sendiri. Diantara teori-teori tersebut adalah:
a.       Teori disiplin formal
Teori ini didasari oleh ilmu jiwa daya. Menurut teori ilmu jiwa itu tersusun dari beberapa macam daya (misalnya pikiran, ingatan, perasaan dan lain-lain). Masing-masing daya itu dapat diperbaiki melalui latihan-latihan. Suatu daya jika sudah baik karena latihan-latihan, maka daya itu akan baik dalam menghadapi situasi-situasi baru. Latihan-latihan yang dikehendaki untuk melatih daya itu diusahakan benar-benar disiplin. Teori belajar menurut pakar psikologi daya dikenal pararel dengan teori transfer belajarnya. Teori transfer belajar menurut psikologi daya adalah bahwa baiknya setiap fungsi sebagai akibat mempelajari bahan tertentu akan tertransfer dalam mempelajari bahan apapun juga yang tidak ada hubungannya dengan bahan latihan itu. Fungsi pikiran, misalnya, akan menjadi baik dalam melakukan fungsinya jika dilatih dengan bahan yang berupa pelajaran Matematika (Ilmu pasti). Fungsi Jasmaniah seperti kekuatan otot, dapat dilatih terus menerus sehingga menjadi lebih kuat dan mampu mengangkat benda yang berat seperti besi, batu, kayu, bahan bangunan, dan sebagainya.
b.      Teori komponen – komponen identik
Teori Identical Element dan Identical Components mempunyai pendapat yang sama dalam memandang transfer belajar. Menurut teori ini transfer terjadi, jika antara situasi yang lalu atau hasil belajar yang lalu dengan situasi yang dihadapi atau bahan pelajaran yang terdapat aspek - aspek yang sama. Dengan kata lain, transfer terjadi hanya bila kedua peristiwa belajar itu terdapat unsur – unsur yang identik (sama). Komponen – komponen yang terlibat dalam proses belajar itu tidak terbatas pada bahan pengajaran, tetapi termasuk juga hal – hal seperti metode belajar mengajar, sikap, dan berbagai kemampuan khusus yang dimiliki oleh anak didik.
c.       Teori Generalisasi
Teori Generalisasi ini dikemukakan oleh Charles Judd (1873-1946) yang berpendapat bahwa transfer belajar lebih berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menangkap struktur pokok, pola, dan prinsip – prinsip umum.. Apabila anak didik mampu mengembangkan konsep, kaidah, prinsip, dan siasat –siasat untuk memecahkan persoalan, anak didik itu mempunyai bekal yang dapat ditransferkan kebidang – bidang lain diluar bidang studi, dimana konsep, kaidah, prinsip, siasat mula – mula diperoleh. Anak didik itu mampu mengadakan generalisasi yaitu menangkap ciri – ciri atau sifat – sifat umum yang terdapat dalam sejumlah hal yang khusus. [2]

3.      Macam – macam transfer belajar
a.       Transfer positif
Transfer positif dapat terjadi daalam diri seorang siswa apabila guru dapat membantu untuk belajar dalam situasi tertentu yang mempermudah siswa tersebut belajar dalam situasi-situasi lainnya. Dalam hal ini, transfer positif menurut Barlow (1985) adalah learning in one situation helpful in other situations, yakni belajar dalam suatu situasi yang dapat membantu belajar dalam situasi-situasi lain.
b.      Transfer negatif
Transfer negatif dapat dialami seorang siswa apabila ia belajar dalam situasi tertentu yang memiliki pengaruh merusak terhadap ketrampilan atau pengetahuan yang dipelajari dalam situasi-situasi lainnya.pengertian ini diambil dari educational psychology: the teaching-learning process oleh Daniel lenox barlow (1985) menyatakan learning in one situation has a damaging effect in other situations.
c.       Transfer vertical
Transfer vertical (tegak lurus) dapat terjadi dalam diri siswa apabila pelajaran yang telah dipelajari dalam situasi tertentu membantu siswa tersebut dalam menguasai pengetahuan atau keterampilan yang lebih tinggi atau rumit. [3]
d.      Transfer lateral
Transfer lateral (kearah samping) dapat terjadi dalam diri siswa apabila ia mampu menggunakan materi yang telah dipelajarinya untuk mempelajari materi yang  sama  kerumitannya dalam situasi yang lain. Dalam hal ini, perubahan waktu dan tempat tidak mengurangi mutu hasil belajar siswa tersebut.[4]

4.      Strategi Pembelajaran untuk Meningkatkan Transfer Belajar
a)      Tingkatkan pengamatan yang disengaja atau kesadaran belajar dalam berbagai konteks. Siswa harus mampu mempraktekkan bahasa dalam berbagai konteks guna menjembatani dan membantu secara aktif pengabstraksian konsep-konsep yang telah dipelajari (Bransford, et al. 1990).  Ini akan membantu siswa mengetahui relevansi dan kemampuan ditransfernya berbagai ketrampilan belajar atau pengetahuan.
b)      Tingkatkan keotentikan tugas dan tujuan belajar. Siswa perlu mengenali adanya kebutuhan riil untuk mencapai tujuan belajar yang relevan dan holistik (bukan yang khusus untuk tugas tertentu).  Ini akan menyiapkan mereka untuk menghadapi kompleksitas tugas di dunia nyata yang mengharuskan mereka menggunakan ketrampilan dan pengetahuan bahasa yang harus ditransfer secara terus menerus. Kecemasan siswa (Horwitz, 1986) dan perasaan negatif yang lain dapat menjadi penghalang bagi siswa untuk menyadari adanya peluang belajar dan transfer.  Dengan demikian, memotivasi siswa untuk belajar adalah salah satu  langkah terbaik yang dapat kita lakukan untuk membantu keberhasilan belajar.  Hal ini dinyatakan dengan baik oleh Bruner (1960, hal.31): Cara terbaik untuk membangkitkan minat terhadap suatu pelajaran adalah dengan membuatnya berharga untuk diketahui, yang berarti membuat pengetahuan yang akan diperolehnya itu dapat digunakan dalam cara berfikir seseorang di luar situasi tempat pelajaran itu terjadi. [5]

5.      Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya transfer belajar
a.       Taraf Intelegensi dan Sikap
     Faktor ini berasal dari anak didik, dan berkisar pada masalah kapasitas dasar (kemampuan dasar), sikap, minat anak didik, dan lain sebagainya. Kapasitas dasar (kemampuan dasar) adalah membantu timbulnya transfer belajar. Anak yang pandai cenderung memiliki transfer yang tinggi, dan sebaliknya anak yang kurang pandai cenderung memiliki transfer yang rendah(minim). Oleh karena tidak dapat mempertahankan sesuatu informasi yang telah didapat dalam jumlah yang cukup banyak. Disamping itu, bahwa timbulnya transfer tidak secara otomatis, melainkan timbul dengan sengaja. Oleh karena itu, sikap serta usaha yang disengaja ini akan membantu timbulnya transfer. Ini berarti bahwa apa yang dipelajari oleh anak didik, dapat dimanfaatkan dan dipraktekkan sesuai dengan situasi dan kondisi, dimana dia berada. Demikian juga sikap guru dan usaha anak didik untuk melakukan perbuatan belajar, juga mempengaruhi jumlah transfer.


b.      Metode Guru dalam Mengajar
     Faktor ini berasal dari guru dan berkisar antara lain pada penguasaan persiapan, alat peraga,pemilihan bahan dan sebagainya. Dengan bahan yang sama akan menghasilkan hasil yang berbeda, disebabkan perbedaan dalam pemakaian metode mengajar. Hasil belajar yang dihasilkan dengan penggunaan metode diskusi akan berlainan hasilnya bila guru menggunakan metode ceramah. Dalam metode diskusi anak didik lebih aktif daripada guru. Sedangkan metode ceramah cenderung membuat anak didik pasif.
     Pemakaian metode tanya jawab atau brain storming ( metode sumbang saran) dapat meningkatkan kreatifitas anak didik. Inisiatif anak didik dapat dipicu dengan metode ini
c.       Isi Mata Pembelajaran
     Hubungan antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain menjadi penengah yang dapat menimbulkan transfer dalam belajar. Suatu mata pelajaran yang dapat dikuasai bisa dijadikan landasan untuk menguasai mata pelajaran lain yang relevan, baik kaidah maupun prinsip- prinsipnya. Penguasaan kaidah mata pelajaran bahasa indonesia misalnya, dapat digunakan untuk mempelajari pelajaran bahasa inggris, begitu pula sebaliknya.[6]

                         IV.            PENUTUP
Dari penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa, pengertian transfer belajar adalah pemindahan pengaruh atau pengaruh kemampuan atau ketrampilan melakukan sesuatu yang dikuasai terhadap kemampuan sesuatu yang lain yang akan dikuasai. Sedangkan teori transfer belajar itu ada tiga macam, yaitu: teori disiplin formal, teori komponen-komponen identik, dan teori generalisasi.
Kemudian macam - macam transfer belajar itu ada empat, yaitu: transfer positif, transfer negatif, transfer vertikal, dan transfer lateral. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya transfer belajar adalah taraf inteligensi dan sikap, metode guru dalam mengajar, dan isi mata pelajaran.
Demikian penjelasan makalah yang dapat kami buat, kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang konstruktif sanagt kami harapkan demi kebaikan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfa’at bagi para pemakalah maupun pembacanya, aamiin. Sekian dan terimakasih


           






















DAFTAR PUSTAKA
Saiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta. 2011
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.Remaja
 Rosdakarya. 2006
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT.Raja Grafindo
 Persada. 2005


[1] Saiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011) ,hlm. 222-223
[2] Saiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm.223-225
[3] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.168-169.
[4] Drs.Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005),hlm.150
[5] http://w
[6] Saiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm.230-232.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar