AYAT-AYAT TENTANG ILMU PENGETAHUAN
I.
PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan mempunyai kedudukan tertinggi
dalam pandangan islam. Ilmu pengetahuan dikembangkan dalam rangka melaksanakan
tugas dan amanah Tuhan dalam mengendalikan alam dan isinya, sehingga dapat
bertambahnya ilmu pengetahuan seseorang, bertambah pulalah petunjuk Tuhan.
Dalam arti, semakin tinggi ilmu seseorang semakin mengetahui kedudukannya
sebagai insan yang dha’if dihadapan Allah S.W.T.
Oleh karena itu, ilmu pengetahuan dapat
memberi nilai pragmatis apabila ilmu pengetahuan tersebut dapat mempertebal
iman dan ketaqwaan seseorang dan menumbuhkan daya kreatifitas dan produktivitas
dalam kehidupan sebagai hamba dan khalifah Allah di bumi.
Disini kami sebagai pemakalah ingin mencoba
menguraikan ayat-ayat tentang ilmu pengetahuan berikut penjelasannya yang
terdapat di dalam al-Qur’an.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A.
Bagaimana penjelasan Q.S
al-Mujadalah ayat 11?
B.
Bagaimana penjelasan Q.S al-Fathir
ayat 27-28?
C.
Bagaimana penjelasan Q.S al-Nahl
ayat 78-79?
D.
Bagaimana penjelasan Q.S al-Mulk
ayat 1-5?
E.
Bagaimana penjelasan Q.S Ali Imron
190-191?
III.
PEMBAHASAN
A.
Penjelasan Q.S
al-Mujadalah ayat 11
$pkr'¯»t
tûïÏ%©!$#
(#þqãZtB#uä
#sÎ)
@Ï%
öNä3s9
(#qßs¡¡xÿs?
Îû
ħÎ=»yfyJø9$#
(#qßs|¡øù$$sù
Ëx|¡øÿt
ª!$#
öNä3s9
(
#sÎ)ur
@Ï%
(#râà±S$#
(#râà±S$$sù
Æìsùöt
ª!$#
tûïÏ%©!$#
(#qãZtB#uä
öNä3ZÏB
tûïÏ%©!$#ur
(#qè?ré&
zOù=Ïèø9$#
;M»y_uy
4
ª!$#ur
$yJÎ/
tbqè=yJ÷ès?
×Î7yz ÇÊÊÈ
Artinya:
“Hai
orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan”.(QS.Al-Mujadalah:11)
Ayat ini memberikan tuntunan bagaimana
menjalin hubungan harmonis dalam satu majelis. Berdasarkan ayat ini para ulama
berpendapat bahwa orang-orang yang hadir dalam satu majelis hendaklah mematuhi
ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam majlis itu atau mematuhi perintah
orang-orang yang mengatur majelis itu.
Kata majelis bentuk jamak nya ialah majaalis, pada
mulanya berarti tempat duduk. Dalam konteks ayat ini adalah tempat nabi
Muhammad S.A.W memberi tuntunan agama ketika itu. Tetapi yang dimaksud disini
adalah tempat keberadaan secara mutlak, baik tempat duduk, tempat berdiri, atau
bahkan tempat berbaring. Karena, tujuan perintah atau tuntunan ayat ini adalah
memberi tempat yang wajar serta mengalah kepada orang-orang yang dihormati atau
yang lemah.[1]
Ayat selanjutnya dijelaskan bahwa Allah
mengangkat derajat orang-orang mukmin yang berilmu. Ilmu yang dimaksud bukan
hanya ilmu agama tetapi ilmu apapun yang bermanfa’at.
Kemudian ayat terakhir menjelaskan bahwa Allah
mengetahui setiap perbuatan yang baik dan buruk yang dilakukan hambanya, amal
yang baik akan dibalas dengan kebaikan begitu pula dengan amal yang buruk,
Allah akan membalasnya dengan keburukan.
B.
Penjelasan Q.S
al-Fathir ayat 27-28
óOs9r&
ts?
¨br&
©!$#
tAtRr&
z`ÏB
Ïä!$yJ¡¡9$#
[ä!$tB
$oYô_t÷zr'sù
¾ÏmÎ/
;NºtyJrO
$¸ÿÎ=tFøC
$pkçXºuqø9r&
4
z`ÏBur
ÉA$t6Éfø9$#
7yã`
ÖÙÎ/
ÖôJãmur
ì#Î=tFøC
$pkçXºuqø9r&
Ü=Î/#{xîur
×qß
ÇËÐÈ
ÆÏBur
Ĩ$¨Z9$#
Å_U!#ur¤$!$#ur
ÉO»yè÷RF{$#ur
ì#Î=tFøèC
¼çmçRºuqø9r&
Ï9ºxx.
3
$yJ¯RÎ)
Óy´øs
©!$#
ô`ÏB
ÍnÏ$t6Ïã
(#às¯»yJn=ãèø9$#
3
cÎ)
©!$#
îÍtã
îqàÿxî ÇËÑÈ
Artinya:
(27). “Tidakkah
kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan
dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. dan di antara
gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya
dan ada (pula) yang hitam pekat. (28). dan demikian (pula) di antara manusia,
binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam
warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya,
hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (QS.Al-Fathir: 27-28)
Ayat ini menjelaskan tentang bukti keagungan
Allah S.W.T. Dia telah menciptakan hujan dan diturunkan ke bumi untuk
memberikan kehidupan kepada manusia. Dengan diturunkannya hujan itu, tanaman
bisa tumbuh dan mengeluarkan buah-buahan yang beraneka ragam warna, rasa,
bentuk dan aromanya sebagaimana yang kita saksikan. Dan perbedaan serta
keragaman juga terjadi pada gunung-gunung yang terlihat putih, merah, dan hitam
pekat. Di antara gunung-gunung itu terbentang pula jalan-jalan yang beraneka
ragam pula warnanya[2].
Setelah memaparkan bahwa berbagai jenis
buah-buahan dan perbedaan warna pegunungan itu berasal dari suatu unsur yang
sama yakni buah-buahan berasal dari air dan gunung-gunung berasaldari magma,
ayat ini pun menyitir perbedaan bentuk dan warna makhluk hidup[3].
Kita dapat mengambil contoh, coba kita bandingkan dengan orang disamping kita,
apakah dia memilki tangan yang sama persis dengan kita? Yah, tentu jawabannya
tidak, karena kita diciptakan dalam berbagai bentuk, dan dari perbedaan itu kita
dapat mengambil hikmah betapa besar kekuasaan-nya.
C.
Penjelasan Q.S
al-Nahl ayat 78-79
ª!$#ur
Nä3y_t÷zr&
.`ÏiB
ÈbqäÜç/
öNä3ÏF»yg¨Bé&
w
cqßJn=÷ès?
$\«øx©
@yèy_ur
ãNä3s9
yìôJ¡¡9$#
t»|Áö/F{$#ur
noyÏ«øùF{$#ur
öNä3ª=yès9
crãä3ô±s?
ÇÐÑÈ
óOs9r&
(#÷rtt
n<Î)
Ìø©Ü9$#
;Nºt¤|¡ãB
Îû
Èhqy_
Ïä!$yJ¡¡9$#
$tB
£`ßgä3Å¡ôJã
wÎ)
ª!$#
3
¨bÎ)
Îû
y7Ï9ºs
;M»tUy
5Qöqs)Ïj9
cqãYÏB÷sã ÇÐÒÈ
Artinya:
(78)“Dan Allah
mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun,
dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.(79)”Tidakkah
mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas.
tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi
orang-orang yang beriman”.
Dalam ayat ini Allah menjelaskan apa yang
membuktikan tentang perkara gaib yang ada dilangit dan dibumi hanya ada pada
sisi-Nya. Dijelaskan pula apa yang membuktikan kesempurnaan kekuasaan-Nya. Maka
dijelaskan bahwa kebangkitan kiamat secepat kedipan mata atau lebih cepat
daripada itu.
Selanjutnya Allah kembali menjelaskan
dalil-dalil tauhid, dan bahwa Dialah yang berbuat dan berkuasa penuh. Di antara
dalil-dalil itu disebutkan penciptaan manusia dalam berbagai perkembangannya,
kemudian burung yang ditundukkan untuk terbang diantara langit dan bumi, serta
bagaimana Dia menjadikannya bisa terbang diangkasa, tanpa ada yang menahannya
selain Dia dengan kesempurnaan kekuasaan-Nya.
Hanya kepunyaan Allah-lah pengetahuan tentang
apa yang hilang dari pandangan mata kalian yang ada pada bumi dan langit, di
antara perkara-perkara yang tidak seorang pun melihatnya, kecuali jika Allah
memperlihatkan kepadanya.
Dalam kecepatan datangnya, perkara kiamat
tidak ubahnya seperti kedipan mata dari kelopak mata bagian atas ke bagian
bawah, atau lebih dekat dan cepat daripada itu. Sebab ia terjadi hanya dengan
perkataan kun fayakun, “jadilah!”Maka jadilah ia.
Senada dengan
ayat ini ialah Allah berfirman :
!$tBur
!$tRãøBr&
wÎ)
×oyÏmºur
£xôJn=x.
Î|Çt7ø9$$Î/
ÇÎÉÈ
Artinya:
“Dan perintah Kami hanyalah satu Perkataan seperti kejapan mata.”(
Al-Qamar: 50)
Kemudian Allah menyebutkan karunia yang
dilimpahkan-Nya kepada para hamba, dengan mengeluarkan mereka dari perut ibu
mereka dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa, kemudian memberikan rezeki
kepada mereka berupa akal, pendengaran, penglihatan, dan hati. Akal digunakan untuk
memahami dan membedakan antara yang baik dengan yang buruk, antara petunjuk
dengan kesesatan. Menjadikan pendengaran yang dapat digunakan untuk
mendengarkan dan memahami hal-hal yang dibicarakan. Menjadikan penglihatan agar
dapat mengenal orang lain dan membedakan antara orang yang satu dengan lainnya.
Demikian pula dengan seluruh aspek kehidupan.
Kita diwajibkan bersyukur kepada-Nya dengan
menggunakan nikmat-nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepada kita, dapat
beribadah kepada-Nya, dan seluruh anggota tubuh kita dapat melaksanakan ketaatan
kepada-Nya.[4]
D.
Penjelasan Q.S
al-Mulk ayat 1-5
x8t»t6s?
Ï%©!$#
ÍnÏuÎ/
à7ù=ßJø9$#
uqèdur
4n?tã
Èe@ä.
&äóÓx«
íÏs%
ÇÊÈ
Ï%©!$#
t,n=y{
|NöqyJø9$#
no4quptø:$#ur
öNä.uqè=ö7uÏ9
ö/ä3r&
ß`|¡ômr&
WxuKtã
4
uqèdur
âÍyèø9$#
âqàÿtóø9$#
ÇËÈ
Ï%©!$#
t,n=y{
yìö7y
;Nºuq»yJy
$]%$t7ÏÛ
(
$¨B
3ts?
Îû
È,ù=yz
Ç`»uH÷q§9$#
`ÏB
;Nâq»xÿs?
(
ÆìÅ_ö$$sù
u|Çt7ø9$#
ö@yd
3ts?
`ÏB
9qäÜèù
ÇÌÈ
§NèO
ÆìÅ_ö$#
u|Çt7ø9$#
Èû÷üs?§x.
ó=Î=s)Zt
y7øs9Î)
ç|Çt7ø9$#
$Y¥Å%s{
uqèdur
×Å¡ym
ÇÍÈ
ôs)s9ur
$¨Zy
uä!$yJ¡¡9$#
$u÷R9$#
yxÎ6»|ÁyJÎ/
$yg»oYù=yèy_ur
$YBqã_â
ÈûüÏÜ»u¤±=Ïj9
(
$tRôtGôãr&ur
öNçlm;
z>#xtã
ÎÏè¡¡9$# ÇÎÈ
Artinya:
(1). “Maha
suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas
segala sesuatu”,(2) yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu,
siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun,(3) yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu
sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang
tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang
tidak seimbang? (4) Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan
kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun
dalam Keadaan payah. (5)”Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat
dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar
syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala”.
Pada ayat pertama, Allah
mengagungkan diri-Nya dan memberitahukan bahwa kekuasaan itu hanya ada di
tangan-Nya. Artinya, Dia-lah pengendali satu-satunya terhadap semua makhluk sesuai
dengan kehendak-Nya. Tidak ada yang bisa melawan kehendak-Nya, hukum-Nya, dan
Dia tidak akan dimintai pertangung jawaban atas apa yang Dia kerjakan karena
keperkasaan, kebijaksanaan, dan keadilan-Nya.[5]
Ayat selanjutnya, Dia
memberitahukan bahwa Dia yang menentukan kehidupan dan kematian untuk menguji
hambanya, agar Dia melihat siapa diantara hamba-Nya yang paling baik amalnya,
bukan yang paling banyak amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun bagi
hamba-Nya yang bertaubat. Artinya, Dia
tetap memberikan ampunan, kasih sayang, serta memberikan ma’af.
Kemudian, Dia memberitakan bahwa
Dia-lah yang menciptakan tujuh langit yang sebagiannya diatas sebagian yang
lain di udara kosong ( maksudnya ada ruang hampa udara antara langit-langit )
tanpa adanya cacat sedikitpun dari penciptaan-nya tersebut. Dan Kami menghiasi
langit-langit tersebut dengan bintang-bintang yang dapat dijadikan sebagai
petunjuk oleh orang yang dalam perjalanan, dan dapat dijadikan sebagai
perhitungan tahun. Dan pada bintang-bintang itu juga bergantung binatang dan
tumbuhan-tumbuhan. Di samping itu, bintang-bintang itu dijadikan sebagai alat
pelempar syaitan.[6]
E.
Penjelasan Q.S
Ali Imron 190-191
cÎ) Îû È,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur É#»n=ÏF÷z$#ur È@ø©9$# Í$pk¨]9$#ur ;M»tUy Í<'rT[{ É=»t6ø9F{$# ÇÊÒÉÈ tûïÏ%©!$# tbrãä.õt ©!$# $VJ»uÏ% #Yqãèè%ur 4n?tãur öNÎgÎ/qãZã_ tbrã¤6xÿtGtur Îû È,ù=yz ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚöF{$#ur $uZ/u $tB |Mø)n=yz #x»yd WxÏÜ»t/ y7oY»ysö6ß $oYÉ)sù z>#xtã Í$¨Z9$# ÇÊÒÊÈ
Artinya:
”Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,(yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau,
Maka peliharalah Kami dari siksa neraka”.
Sesungguhnya
dalam tatanan langit dan bumi serta keindahannya, di dalam pergantian siang dan
malam secara teratur sepanjang tahun yang dapat kita rasakan pengaruhnya pada
tubuh kita dan cara berfikir kita karena pengaruh panas matahari, dinginnya
malam, dan pengaruhnya pada binatang dan tumbuhan, dan sebagainya merupakan
tanda dan bukti yang menunjukkan keesaan Allah swt, kesempurnaan pengetahuan
dan hikmah-Nya, serta kekuasaan-Nya bagi semua orang yang berakal ( Ulul
Albab).[7]
Kata (( الالباب albaab adalah bentuk jamak dari لبّ ) ) lubb
yaitu saripati sesuatu. Sedangkan Ulul Albab adalah orang-orang yang
memiliki akal yang murni, tidak terselubungi oleh sesuatu yang melahirkan
keracuan dalam berfikir.[8] Sedangkan
menurut Mustafa Al Maraghi dalam kitabnya disebutkan bahwa Ulul Albab adalah
orang-orang yang mau menggunakan pikirannya, mengambil faedah darinya,
mengambil hidayah darinya, menggambarkan keagungan Allah dan mau mengingat
Allah dalam setiap sikap dan perbuatannya.[9]
Pada ayat 191
disebutkan bahwa ciri-ciri dari Ulul albab adalah mereka yang terus menerus
mengingat Allah swt dalam seluruh situasi dan kondisi, baik dalam waktu
istirahat maupun bekerja, sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring atau bagaimanapun. Serta memikirkan keindahan penciptaan Allah,
rahasia kejadiannya dan segala yang terkandung dalam alam ini, kemanfaatan,
hikmah dan rahasia yang menunjukkan kodrat ( kekuasaan) serta keesaan Allah
yang sempurna.[10]
Dari ayat ini
kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kemenangan dan keberuntungan hanyalah
dengan mengingat kebesaran Allah swt serta memikirkan segala makhluk-Nya yang
menunjuk kepada adanya Khalik (pencipta) yang Esa, diiringi iman kepada Rasul
dan Kitab-Nya yang diturunkan kepada kita. Dzikir yang dimaksudkan disini
adalah mengingat makhluk Allah bukan dzat Allah sebagai Pencipta, karena kemampuan
ilmu manusia tidak bisa menjangkau hakikat dzat dan sifat Allah. Al-Asybani,
dalam hal ini meriwayatkan sebuah hadis dari Abdullah bin Salam, bahwa
Rasulullah saw pernah pergi keluar bersama para sahabat sedangkan mereka sedang
bertafakur. Kemudian Rasulullah SAW bersabda:
تفكروا
في الخلق ولاتتفكروا فى الخالق
“Pikirkanlah
oleh kalian tentang makhluk, dan jangan sekali-kali kalian memikirkan Allah SWT.”
Seorang Mukmin
yang mau menggunakan akal pikirannya selalu mengharap kepada Allah dengan
pujian, doa dan ibtihal, setelah melihat bukti-bukti keagungan Allah swt. Dalam
ayat ini juga terkandung bagaimana mereka berbicara dengan Allah swt ketika
mereka telah mendapat hidayah tentang sesuatu yang terkait dengan pengertian
kebajikan dan kedermawanan-Nya di dalam menghadapi ragam makhluk-Nya. Serta
berdoa agar dihindarkan dari apai neraka. Karena penyebab seseorang masuk
neraka dikarenakan kezaliman dan kedurhakaanya kepada Allah swt.[11]
IV.
ANALISIS
KETARBIYAHAN
Dari pemaparan yang dapat kami sampaikan,
dapat dijelaskan makna ayat-ayat tentang
ilmu pengetahuan yang menyangkut tentang ketarbiyahan sebagai berikut:
1.
Pendidikan harus mampu mengarahkan
manusia untuk mempergunakan akal dengan baik
2.
Kita harus mengingat Allah dalam
segala keadaan dan situasi.
3.
Penemuan diberbagai bidang
teknologi dan ilmu pengetahuan mengantarkan kita mensyukuri adanya nikmat
Allah.
4.
Fenomen alam raya dapat dijadikan
sebagai metode perenungan tentang ajaran Islam.
5.
Pemahaman terhadap fungsi akal
dapat dijadikan untuk merumuskan tujuan pendidikan.
6.
Dalam sebuah proses pembelajaran
terdapat aturan-aturan yang mendukung suatu pembelajaran.[12]
V.
PENUTUP
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
para ulama berpendapat bahwa orang-orang yang hadir dalam satu majelis
hendaklah mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam majlis itu atau mematuhi
perintah orang-orang yang mengatur majelis itu. Selanjutnya, Allah mengangkat
derajat orang-orang yang beriman dan berilmu dengan cara menempatkan mereka
pada posisi yang mulia.
Pada ayat-ayat berikutnya Allah menjelaskan
keagungan dan kekuasaan Allah yang berupa hujan yang diturunkan ke bumi untuk
memberikan kehidupan kepada manusia. Dengan diturunkannya hujan itu, tanaman
bisa tumbuh dan mengeluarkan buah-buahan yang beraneka ragam warna, rasa,
bentuk dan aromanya sebagaimana yang kita saksikan. Dan perbedaan serta
keragaman juga terjadi pada gunung-gunung yang terlihat putih, merah, dan hitam
pekat. Di antara gunung-gunung itu terbentang pula jalan-jalan yang beraneka
ragam pula warnanya.
Kemudian Allah
menjelaskan apa yang membuktikan tentang perkara gaib yang ada dilangit dan
dibumi hanya ada pada sisi-Nya. Dijelaskan pula apa yang membuktikan
kesempurnaan kekuasaan-Nya. Maka dijelaskan bahwa kebangkitan kiamat secepat
kedipan mata atau lebih cepat daripada itu. Dia memberitahukan bahwa Dia yang menentukan
kehidupan dan kematian untuk menguji hambanya, agar Dia melihat siapa diantara
hamba-Nya yang paling baik amalnya, bukan yang paling banyak amalnya. Allah
memberitakan bahwa Dia-lah yang menciptakan tujuh langit yang sebagiannya
diatas sebagian yang lain di udara kosong ( maksudnya ada ruang hampa udara
antara langit-langit ) tanpa adanya cacat sedikitpun dari penciptaan-nya
tersebut. Dan menghiasi langit-langit tersebut dengan bintang-bintang. Dan pada
bintang-bintang itu juga bergantung binatang dan tumbuhan-tumbuhan.
Manusia
diwajibkan untuk selalu mengingat Allah
dan memikirkan segala ciptaannya karena kemenangan dan keberuntungan hanyalah
dengan mengingat kebesaran Allah swt serta memikirkan segala makhluk-Nya yang
menunjuk kepada adanya Khalik (pencipta) yang Esa, diiringi iman kepada Rasul
dan Kitab-Nya yang diturunkan kepada kita.
Demikian
makalah yang dapt kami paparkan dengan tema ayat-ayat tentang ilmu pengetahuan.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Maka
dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini dan berikutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua, khususnya pemakalah. Amin.
[1]
Quraish Shihab,
Tafsir al-Mishbah, volume 15, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm.490
[2] Ahmad Mushtofa Al-Maraghi, Terj.Tafsir
Al-Maraghi Juz 22, PT. Karya Toha Putra, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1992),
hlm.219,
[3]M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah volume 11, (Jakarta: Lentera Hati, 2006), hlm.465
[4]
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir al-maraghi juz 6, ( Semarang: PT.Karya Toha Putra,
2000).hlm 208-211.
[5]
Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir jilid
10, (Kairo: Daar al-Hilaal, 1994), hlm.67
[7]
Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir
Al-Maraghi jilid 4, (Semarang:
PT.Karya Toha putra,1993), hlm.288
[8]
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah vol.2, (
Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 307
[9]
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi,
hlm. 290
[10]
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah,
hlm.309
[11] Teungku
Muhammad Hasbi ash shidieqy, Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nuur, (Semarang:
Pustaka Rizki Putra,2000).hlm 761-762
Tidak ada komentar:
Posting Komentar